kesehatan

PMI DAN DONOR DARAH

19.17handreasstik66



Darah sangat penting di dalam tubuh manusia. Kita kerap bertanya, mengapa donor darah gratis tapi penerimanya justru harus membayar?

Kebutuhan darah di Indonesia sangatlah tinggi, dimulai dari untuk menolong persalinan, mengobati suatu penyakit, korban bencana dan juga penanganan ketika terjadi suatu kecelakaan yang korbannya mengalami kekurangan banyak darah.

Adanya anggapan negatif mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia atau PMI. Salah satunya mengenai mahalnya harga darah yang dibutuhkan per kantongnya. Banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa darah di PMI harganya mahal. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa PMI memperjualbelikan darah yang didapat dari para Pendonor Darah yang secara sukarela telah mendonorkan darahnya. Mahalnya harga satu kantong darah yang sekarang mencapai Rp. 360.000 per kantong membuat masyarakat bertanya, Kenapa mahal sekali untuk membeli satu kantong darah? Sedangkan jika orang mendonorkan darahnya itu gratis? Kenapa disitu ada selilih harga? Dr. Farid selaku selaku Ketua Pengurus Pusat PMI Bidang Kesehatan, Bantuan Sosial, Donor Darah dan Rumah Sakit PMI menegaskan, “Semua darah dari PMI itu gratis gak harus bayar! Tapi, memang ada biaya yang harus di keluarkan, tapi untuk BPD atau biaya pemrosesan dari darah itu sendiri karena tak bisa langsung disalurkan dari pendonor ke penerima bukan buat bayar darahnya,”.

Proses pengambilan darah dari pendonor memang tidak bisa langsung diberikan kepada penerima, ada tahapan yang harus dilakukan selama enam jam sebelum darah bisa diberikan kepada penerima harus melalui tahap uji kelayakan bebas dari penyakit seperti HIV, Malaria, dan Hepatitis. Juga dilihat kualitas darah yang bisa diberikan kepada penerima. Harga kantong darah yang masih impor pun menjadi salah satu faktor kenapa harga sekantong darah begitu mahal.

Yang harus diluruskan disini adalah, setiap biaya yang dikeluarkan ketika membutuhkan darah adalah untuk biaya BPD bukannya harga si darah itu sendiri. Di Indonesia sendiri membutuhkan kantong darah sekitar lima juta pertahunnya dari dua persen jumlah penduduk setiap daerah. Sementara di DKI Jakarta menurut Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso, Ibu Kota membutuhkan 800 sampai 1.000 kantong darah per harinya.

Direktur Unit Transfusi Darah Pusat PMI Yuyun Soedarmono menjelaskan juga, uang yang perlu dibayarkan itu adalah untuk biaya pengganti pengolahan darah. "Darah yang didapat dari donor darah tidak serta merta dapat diberikan begitu saja. Banyak proses yang harus dilewati, sehingga membutuhkan biaya. Jadi istilahnya bukan 'beli darah' tapi mengganti biaya pengolahan darah," jelasnya.

Menurut pemaparan Yuyun, proses yang dilakukan oleh PMI sejak darah diambil dari pendonor hingga dapat diberikan kepada pasien adalah cukup panjang. Prosesnya meliputi pengambilan darah, analisis skrining, pemisahan komponen darah, penyimpanan, dan pendistribusian. "Dari proses tersebut, ada biaya yang diperlukan untuk membeli kantong darah, pemeriksaan darah saat sebelum proses transfusi pada pendonor, perawatan luka setelah ditusuk, makan dan minum yang diberikan pada pendonor, reagensia untuk skrining, alat pemisahan komponen darah, biaya listrik, biaya transportasi distribusi," papar Yuyun.

Dengan metode skrining serologi, yaitu metode standar yang saat ini wajib diterapkan di PMI, yaitu untuk memeriksa keberadaan virus dan materi penyakit di darah hasil donor, satu kantung darah memerlukan biaya pengganti sebesar Rp. 250 ribu. Sementara dengan metode Nucleic Acid Testing (NAT) merupakan teknologi terbaru skrining darah yang memiliki keunggulan dapat memperkecil periode terinfeksinya darah hingga terdeteksinya infeksi dalam darah, satu kantung darah memerlukan biaya pengganti sebesar Rp. 600 ribu.

Yuyun menambahkan, di Indonesia biaya pengolahan darah masih dibebankan pada pasien karena sistem asuransi belum baik. "Di luar negeri yang sistem asuransinya sudah baik, kelihatannya tidak bayar (untuk memperoleh darah) kenapa? Karena semuanya sudah di-cover asuransi. Namun biaya untuk pengolahan darah tetap ada," pungkasnya.

Biaya yang dikeluarkan bagi yang membutuhkan darah adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah. Bukan statusnya jual beli, jadi hal ini tidak masalah. Berikut kami kutip perkataan direktur PMI pontianak menjelaskan mengenai hal ini:

“Darah yang akan ditransfusikan memerlukan pengolahan lebih dulu, sehingga tidak membahayakan penerima darah. Oleh sebab itu, pengolahan darah membutuhkan biaya dan bertujuan mendapatkan darah yang bermutu, aman dan bebas Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) agar siap digunakan untuk transfusi.

Adapun biaya yang dibebankan digunakan untuk :

1.     Merekrut atau mencari donor darah sukarela.
2.     Biaya pengadaan kantong darah.
3.     Biaya bahan pakai medis atau non medis.
4.     Biaya pemeriksaan golongan darah dan Haemoglobin/Hb.
5.   Biaya pengadaan reagen uji saring agar terbebas dari IMLTD yang meliputi HIV/AIDS, HBsAg, HCV, dan RPR(sifilis).
6.     Biaya pengadaan reagen untuk uji cocok serasi (metode gel test).
7.     Biaya penggantian alat.
8.     Biaya pemeliharaan alat, sarana dan prasarana.
9.     Biaya penunjang meliputi air, listrik, telepon, dan pemusnahan limbah medik.”

Berikut rincian biaya untuk 1 kantong darah :

1. Kantong Darah
Kantong darah yang digunakan pada saat kita donor darah bukanlah kantong biasa, kantong ini telah didesign khusus agar darah tidak mudah membeku dan tidak rusak dan saat ini PMI masih mengimpor dari luar negeri, karena Indonesia belum ada pabrik kantong darah.

2. Pengecekan kesehatan donor.
Pada saat mendonor, para pendonor pasti dicek kesehatanya mulai dari tensi darahnya hingga kadar Hemoglobinnya. nah, biaya pengecekan kesehan ini juga lumayan mahal.

3. Pemeriksaan LAB penyakit menular
Semua darah yang didapat dari para donor dicek penyakit yang sekiranya bisa menular lewat tranfusi darah kepada pasien dari pendonor, sesuai dengan keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO) penyakit yang wajib dicek tersebut adalah :
a. HIV / AIDS
b. SYPHILIS / RAJA SINGA / TREPONEMA
c. HEPATITIS B
d. HEPATITIS C

PMI harus memastikan bahwa semua darah yang didistribusikan kepada pasien penerima adalah darah yang tidak terjangkit dari penyakit tersebut diatas. Kalau ada darah yang terdeteksi terjangkit penyakit-penyakit itu, maka darahnya dipisahkan untuk dimusnahkan.

4. Biaya proses komponen darah
Darah yang didonorkan tidak berhenti berbentuk merah itu saja, melainkan nantinya darah akan diproses lagi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan atau kebutuhan pasien. Darah tersebut bisa dijadikan darah merah saja, darah putih saja, dll. contohnya kalau lagi musim DBD maka biasanya pasien butuh darah Trombosit, proses pembuatan dari darah merah sampai menjadi Trombosit ini memerlukan biaya yang lumayan tinggi juga.

5. Uji Silang Serasi (Penyocokan antara darah donor dengan darah pasien)
Banyak masyarakat yang mengira darah bisa langsung ditranfusikan begitu saja kepada pasien, jika itu dilakukan akan sangat beresiko bagi pasien karena walaupun golongan darahnya sama namun jika tidak serasi maka akan menimbulkan efek penolakan dari tubuh pasien. Yang benarnya adalah darah tersebut juga perlu dicocokan dahulu dengan darah sipasien, mulai dari kecocokan golongan darahnya dll. Nah, proses Uji Silang Serasi ini juga butuh biaya.

6. Biaya operasional, jasa dan lainya
Kesimpulannya, yang dibayar oleh pasien dan keluarganya bukanlah harga darah di PMI, melainkan biaya pengganti pengolahan darah tersebut.
Penetapan biaya pengganti pengolahan darah itu bukan ditetapkan oleh PMI, tetapi diputuskan bersama oleh Pemerintah pusat dan DPR-RI.
Jumlah biaya pengganti pengelolaan darah di PMI tersebut adalah Rp.250.000,- per-kantong. Besaran jumlah biaya itu berdasarkan Undang Undang No.36 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2011 tentang Penataan Sistim Pembiayaan Pelayanan Penyediaan Darah.

Berikut manfaat donor darah : 
1.    Dapat mengetahui Golongan Darah Tanpa di Pungut Biaya.
2.    Anda secara teratur memeriksakan kesehatan (tiap kali menjadi Donor/tiap 3 bulan sekali ) yang meliputi :
Ø  Tekanan Darah, Nadi, dan Suhu
Ø  Tinggi Badan, Berat Badan (Body Mass Index)
Ø  Haemoglobine, Penyakit Dalam Penyakit Hipatitis B dan Hipatitis C
Ø  Penyakit HIV/AIDS.
3.   Sekali menjadi Donor dapat menolong/ menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda.
4.   Darah anda dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung.
5.  Pendonor yang secara teratur Mendonorkan Darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko Terkena penyakit Jantung sebesar 30 % (British Journal Heart) seperti serangan jantung Koroner dan Stroke.

Sumber :
  1. http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/08/mengapa-donor-darah-gratis-tapi-penerimanya-harus-bayar 
  2. http://www.kaskus.co.id/thread/53f2a647620881f8708b4583/mengapa-donor-darah-gratis-tapi-penerimanya-harus-bayar
  3. http://www.kaskus.co.id/thread/531a5a7e17cb17eb2d8b46ad/darah-pmi-dan-uang-pmi-di-kemanain/?ref=postlist-94&med=recommended_for_you
  4. http://www.kaskus.co.id/thread/5188b1b0542acf5449000001/pmi-dan-donor-darah/?ref=postlist-94&med=recommended_for_you 
  5. http://www.kaskus.co.id/thread/5120dea91c7608cb22000000/mengapa-harus-bayar-saat-butuh-darah/?ref=postlist-94&med=recommended_for_you









You Might Also Like

1 komentar

  1. PMI adalah LINTAH DARAT dan DRAKULA yang sebenarnya. PMI bangsaaaaat jahanam

    BalasHapus

Popular Posts

Flickr Images

Formulir Kontak